Nama : Asep Agus Suryana
Nim : 217200041
Prodi : S1- Teknik Informatika Reg.Sore
Dosen : Buhori Muslim M. Kom
Mata Kuliah : Keamanan komputer dan siber
Ujian : Ujian Akhir Semester (UAS)
Hari, Tanggal : Rabu, 11 Januari 2023
1. AES (Advanced Encryption Standard), bagaimana teknisnya ? (ganjil)
Advanced Encryption Standard (AES) merupakan algoritma cryptographic yang dapat digunkan untuk mengamankan data. Algoritma AES adalah blok chipertext simetrik yang dapat mengenkripsi (echiper) dan deskripsi (decipher) informasi.Algoritma AES menggunakan kunci kriptografi 128, 192, dan 256 bits.
Proses Enkripsi AES :
· Pertama kita melakukan XOR plainteks/state dengan Add roundkey. Tabel yang berada kiri merupakan perhitungan ciphertext dan yang berada disebelah kanan merupakan hasil dari roundkey-nya
· Setelah selesai melakukan XOR plainteks dengan roundkey. Kita lakukan perhitungan sub bytes yaitu mengubah dari isi tabel atau isi matrik lainnya yang disebut dengan S-BOX.
· Setelah itu hasil dari subtitusi dengan s-Box selesai. Kita lakukan siftrow.
· Setelah hasil shiftrow didapat, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan Mix Columns dengan mengalikan matrik.
· Setelah perhitungan Mix Column selesai maka kita melakukan addround key.Yaitu melakukan XOR state dengan round key. Lakukan sampai literasi 10,namun pada saat putaran/literasi yang ke 10, setelah step shiftrow lompati step Mix Colums dan langsung lanjut melakukan XOR hasil state saat shift row dengan round key
2. Intranet, Deskripsikan dengan blok diagram (flowchart) dan penjelasan?
Intranet adalah jaringan informasi yang meliputi ruang lingkup sempit, bahkan dapat dikatakan privat apabila dibandingkan dengan internet. Sistem ini diciptakan agar ruang kerja digital suatu perusahaan lebih berfokus pada dokumen, proyek, alat, percakapan, beserta seluruh kinerja karyawannya.Selain itu, intranet adalah portal untuk menyediakan akses data yang diperlukan pekerja. Tentunya sistem ini telah dilengkapi firewall dan password sehingga hanya bisa diakses oleh karyawan perusahaan tersebut.
Pada flowchart diatas intranet digunakan untuk menghubungkan beberapa komputer perusahaan yang terdiri dari server, printer,scaner, switch, serta komputer dengan ruang lingkup terbatas pada satu lokasi, misalnya perusahaan, sekolah, atau universitas.
3. firewall, berikan penjelasan dan diagram alirnya (Flowchart) ?
Firewall adalah sistem keamanan yang melindungi komputer Anda dari berbagai ancaman di jaringan internet. fungsi Firewall adalah bekerja sebagai sekat atau tembok yang membatasi komputer dari jaringan internet. Melalui “tembok api” inilah Anda bisa mengatur data, informasi, dan kegiatan apa yang boleh lalu lalang dari jaringan internet ke komputer dan begitu pula sebaliknya.
Untuk yang garis merah pada flowchart dari internet sangat lah beresiko jika tidak membatasi oleh firewal karena tidak terilindungi dari Hacker dan Pengguna Tak Bertanggung Jawab.Untuk itu perlu adanya firewall Karena firewall lah, hacker dan pengguna asing tidak bisa mengakses data yang Anda miliki.
Selain serangan hacker firewall juga membuat komputer jadi lebih aman. karena firewall bertindak sebagai tembok penghalang, jika terdapat hal-hal berbahaya seperti malware atau scam hendak menyusup ke komputer.Apalagi zaman sekarang, komputer hampir selalu terhubung ke jaringan internet. Maka dari itu, manfaat dan fungsi firewall jadi semakin penting agar komputer Anda selalu terlindungi.
4. Rancang Master plan sistem dan teknologi informasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada
saat ini rumah sakit adalah pusat pelayanan kesehatan sangat penting dalam
masyarakat yaitu melakukan sebuah pelayanan harus berdasarkan melalui
pendekatan kesehatan (promotiv,preventif,kuratif dan rehabiltatif) dan
dilaksanakan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rumah sakit
juga dituntut untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Sebuah
kualitas rumah sakit dapat berpengaruh pada citra rumah sakit tersebut.
Pada
zaman yang sudah modern ini dan globalisasi rumah sakit juga dituntut untuk
mengikuti perkembangan yang telah ada dalam hal ini adanya kompetisi yang
sangat ketat antar rumah sakit. Hal ini berdampak pada manajerial rumah sakit
yang mengembangkan strategis salah satunya adalah peranan sistem informasi
manajemen di rumah sakit. Dalam hal ini sistem komputerisasi di rumah sakit
membuat pelayanan pada pasien mejadi lebih cepat. Petugas tidak perlu repot
mencari data-data pasien satu-persatu dari buku atau dokumen tertulis lainnya,
namun cukup membuka data pasien di komputer.
Adapun manfaat pengadaan sebuah Sistem Informasi Kesehatan ini di dalam suatu fasilitas kesehatan diantaranya adalah : Memudahkan pasien mendapatkan pelayanan kesehatan. Memudahkan fasilitas kesehatan (faskes) dalam mendata setiap pasien yang mendaftar untuk berobat dan mempermudah masyarakat untuk mencari informasi di faskes. Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sumber daya organisasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan pada berbagai tingkat manajemen, data dapat diolah menjadi informasi sesuai keperluan manajer sebagai pimpinan manajemen. Informasi yang diperlukan manajemen dan manajer, maka harus dirancang suatu SIM yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
yaitu:
1. Bagaimanakah
Peran Komputer di bidang kesehatan?
2. Bagaimanakah
peran Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dijalankan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan
dari perancangan dan pembuatan sistem informasi adalah :
1. Dapat
mengetahui Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
2. Dapat
mengetahui gambaran SIMRS.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun
manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Diperoleh
suatu gambaran tentang pendapat dan keinginan pengguna terhadap kinerja sistem
informasi manajemen.
2. Dapat
diperoleh masukan untuk pengembangan.
3. Sebagai
bahan evaluasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran Komputer Dalam Bidang
Kesehatan
Dalam
bidang kesehatan komputer ini berperan penting karena penggunaan komputer dalam
bidang kesehatan tidak hanya akan dirasakan manfaatnya oleh para pengguna
tetapi juga oleh organisasi tersebut, dalam hal ini contohnya rumah sakit,
puskesmas, klinik dan lain sebagainya. Perangkat ini secara tidak langsung
dapat menolong jiwa manusia. Komputer digunakan untuk penyimpanan, pengolahan
data administrasi rumah sakit, riset kedokteran, mendiagnosis penyakit,
menemukan obat yang tepat dan menganalisis organ tubuh manusia bagian dalam
yang sulit dilihat.
2.2 Pengertian Sistem Informasi
Sistem
adalah kumpulan elemen yang berintegarasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan, informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna
dan lebih berarti bagi yang menerimanya
2.3 Perkembangan Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
Dahulu,
pelayanan di rumah sakit masih manual semua dan belum tertata karena belum
adanya wadah atau perangkat yang bisa menyatukan berbagai informasi yang
berkaitan dengan pelayanan di rumah sakit. Kinerja dari setiap petugas juga
terlihat sangat lambat dan memakan banyak waktu, salah satunya adalah saat
mencari informasi pada salah satu berkas pasien. Petugas harus mencari data
pasien dimana data tersebut berada dalam berkas yang ada di berbagai tumpukan
berkas yang tidak bisa dibilang sedikit. Hal ini tidak hanya merugikan petugas,
namun pasien juga akan merasa dirugikan, karena pasien juga pasti akan jenuh
jika harus menunggu dalam waktu yang lama. Bagi pasien yang mau mengerti memang
tidak masalah, namun jika pasien tersebut adalah orang yang tidak paham tentang
keadaan teknologi yang memang sangat minim dan orang itu tidak sabaran,
nantinya akan malas untuk pergi ke rumah sakit itu lagi dan rumah sakit akan
mendapat citra yang buruk karena hal tersebut. Selain adanya masalah dalam
kecepatan kinerja itu, informasi yang didapat juga simpang-siur atau bisa
dibilang tidak akurat, karena data-data yang ada tidak menyatu dalam satu
sistem.
Karena diperoleh berbagai kendala jika
menggunakan cara lama, maka dari itu rumah sakit beralih menggunakan komputer,
hal ini juga dikarenakan mengikuti perkembangan globalisasi yang semakin pesat
pada bidang teknologi informasi.
2.4 Tantangan Penerapan SIMRS
bagi Manajemen Rumah Sakit
Pemerintah
mewajibkan semua rumah sakit untuk menerapkan sistem informasi manajemen rumah
sakit (SIMRS) di rumah sakit. Namun, banyak masalah yang dialami oleh rumah
sakit. Apa saja masalahnya dan bagaimana penanganannya?
Rumah sakit memerlukan
SIMRS dengan alasan:
1. Banyak
pihak terlibat dan sistem rumah sakit sangat kompleks tidak terhubung
Dibutuhkan
pelayanan yang komprehensif dan holistik saat melayani pasien, maka semua pihak
yang terlibat harus berkoordinasi dan tidak bisa berdiri sendiri-sendiri.
2. Mengikuti
perkembangan zaman
Teknologi
yang membantu kehidupan manusia sudah tidak asing lagi bagi rakyat Indonesia.
Kehadiran teknologi membantu meningkatkan pelayanan dan efisiensi.
3. Toleransi
nol untuk kesalahan
Pelayanan
rumah sakit berhubungan dengan nyawa manusia, maka tidak ada toleransi untuk
kesalahan sedikit pun. Hasil laboratorium yang tidak terintegrasi dapat
menimbulkan kesalahan saat petugas laboratorium meng-input data ke sistem.
Tulisan tangan dokter saat menulis resep bisa saja tidak terbaca, dan
menimbulkan kesalahan saat pemberian obat. Rumah sakit yang menggunakan
karyawan non-medis untuk meng-input data, bisa melakukan kesalahan saat
mengetik.
Survey
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia menunjukkan sebanyak 210 juta
rakyat Indonesia menggunakan internet. Maka penggunaan SIMRS seharusnya tidak
menjadi masalah. Adj. Prof. Hananiel Prakarsa Widjaya, CEO National Hospital
Surabaya, merangkumkan masalah yang dialami rumah sakit saat ini:
4. Modul
yang tidak terhubung
Sistem
tidak terintegrasi, masing-masing unit melakukan input data dengan manual. Data
tidak dapat diakses dengan cepat, masih membutuhkan orang untuk mengambil hasil
laboratorium atau radiologi, atau mengantarkan resep obat secara manual.
5. Efisiensi
pelayanan
Kehadiran
SIMRS bukannya meringankan pekerjaan, tetapi membuka lowongan baru untuk
karyawan yang meng-input data. Pekerjaan dirasa menjadi lebih berat karena
harus mengisi berkas dan SIMRS. Seluruh karyawan di rumah sakit tidak terlalu
paham bagaimana menggunakan sistem untuk meringankan pekerjaan mereka.
6. Manajemen
rumah sakit
Menjadi tanggung jawab manajemen dan pemilik rumah sakit untuk memberi arahan dan tujuan penggunaan SIMRS, yang bukan bertujuan untuk membebani pekerjaan masing-masing pekerja, tetapi meringankan pekerjaan mereka.
2.5 Kekurangan SIMRS
1. Data
yang tidak sinkron antar bagia
Dalam
sebuah rumah sakit, terdapat beberapa departemen yang menangani permasalahan
berbeda. Selain itu, rumah sakit juga memiliki departemen untuk mengatur
hal-hal teknis. Agar operasional rumah sakit bisa terus berjalan, departemen-departemen
ini harus saling sinkron dan terintegrasi satu sama lain, terutama terkait
data.
Namun,
sayangnya banyak rumah sakit di Indonesia yang belum menerapkan hal ini. Masih
banyak dijumpai rumah sakit dengan data yang tidak sinkron antar departemen.
Akibatnya tiap departemen yang ada memiliki data yang berbeda-beda pula.
Padahal jika dibiarkan, bukan hanya menjadi hambatan penggunaan sistem
informasi rumah sakit. Hal ini akan sangat berbahaya bagi keberlangsungan rumah
sakit.
Bayangkan
saja jika bagian IGD (Instalasi Gawat Darurat) memiliki data kamar rawat inap
yang berbeda dengan bagian administrasi. Pasien bisa jadi akan terlunta-lunta
dan tidak mendapatkan perawatan intensif meski penyakitnya sudah parah. Untuk
itu, sistem yang sinkron sangat dibutuhkan di rumah sakit.
2. Risiko
data hilang
Salah
satu ciri sistem rumah sakit konvensional adalah penggunaan kertas untuk rekam
medis. Padahal umur kertas tidak akan bertahan lama. Ada risiko kertas habis
dimakan rayap atau serangga lainnya. Belum lagi jika daerah tempat rumah sakit
terdampak bencana alam atau kebakaran, bisa jadi rekam medis pasien lenyap..
Kebanyakan
negara maju ternyata sudah lama meninggalkan metode konvensional ini. Mereka
beralih pada sistem informasi teknologi yang lebih praktis dan mudah diakses.
Data pasien akan tersimpan pada sistem khusus dan tidak lagi menggunakan kertas
sebagai media perekaman data pasien.
Selain
minim risiko, peralihan ke sistem teknologi ini juga lebih hemat. Memang
pengadaannya akan membutuhkan biaya, namun ke depannya sistem semacam ini
justru akan menghemat pengeluaran rumah sakit. Pihak rumah sakit tidak perlu
lagi mengeluarkan dana tambahan untuk membeli kertas dan tinta untuk menulis
rekam medis pasien.
3. Terdapat
informasi ganda
Rumah
sakit, terlebih yang sudah beroperasi dalam waktu lama, tentu memiliki data
dalam jumlah banyak. Sering kali rumah sakit juga enggan untuk melakukan
penanganan terhadap penumpukan data. Akibatnya, banyak informasi yang terpendam
dan tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Sebagai
contoh, Anda bisa lihat dari sirkulasi penarikan biaya rawat inap. Sebelum
sampai ke bagian keuangan, masih banyak rumah sakit yang mencatat biaya dari
bagian bangsal, apotek, dan laboratorium. Biaya ini harus dikumpulkan satu per
satu karena sistemnya tidak terhubung satu sama lain.
Padahal
pada dasarnya hal ini bisa dipercepat karena data bisa dihimpun pada satu
tempat. Dengan memanfaatkan teknologi terkini, data bisa segera diproses tanpa
harus “mampir” pada tiap departemen. Risiko munculnya data ganda pun bisa
diminimalisasi dengan mudah.